:: 62 8000 xxx mading@mading.ciuss
Info Sekolah
Rabu, 12 Mar 2025
  • Selamat Datang Di Website Resmi SMAK Filomena Mena
  • Selamat Datang Di Website Resmi SMAK Filomena Mena
16 Februari 2025

Kepemimpinan Dari Leadership ke Partnership dalam Terang Ajaran Yesus

Ming, 16 Februari 2025 Dibaca 17x Curah Pikir

Opini – Kepemimpinan Dari Leadership ke Partnership dalam Terang Ajaran Yesus – Yudel Neno, Pr

Pernyataan Rocky Gerung bahwa kepemimpinan bukan sekadar leadership, tetapi merupakan partnership menawarkan perspektif yang sejalan dengan ajaran Kristiani, khususnya dalam pernyataan Yesus:
“Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Matius 20:28).

Yesus memperkenalkan model kepemimpinan yang sangat berbeda dari sistem otoritatif dunia, yaitu kepemimpinan yang melayani (servant leadership).

Dalam terang ajaran Kristus, kepemimpinan bukanlah soal kekuasaan atau dominasi, melainkan soal pelayanan dan kemitraan dengan sesama demi tujuan bersama.

Kepemimpinan Otoritatif vs. Kepemimpinan Pelayanan

Dalam sistem kepemimpinan otoritatif, pemimpin sering kali dipandang sebagai sosok yang berkuasa, yang harus ditaati tanpa pertanyaan. Namun, Yesus menunjukkan bahwa pemimpin sejati adalah dia yang melayani, bukan yang menuntut untuk dilayani.

Hal ini sejalan dengan konsep partnership dalam kepemimpinan, di mana pemimpin bukanlah pusat yang mutlak, melainkan bagian dari komunitas yang bekerja bersama demi kesejahteraan semua.

Kepemimpinan Yesus tidak dibangun di atas dominasi, melainkan di atas relasi dan keterlibatan langsung dengan yang dipimpin.

Dalam Matius 23:11, Yesus juga menegaskan:
“Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.”
Dengan kata lain, kepemimpinan sejati bukanlah tentang posisi atau status, tetapi tentang kontribusi nyata bagi orang lain.

Konteks Sosial dan Politik: Pemimpin sebagai Pelayan Rakyat

Dalam politik modern, masyarakat tidak lagi menginginkan pemimpin yang hanya berkuasa dan menikmati fasilitas negara, tetapi yang benar-benar melayani rakyatnya. Yesus mengajarkan bahwa pemimpin bukanlah mereka yang duduk di kursi kekuasaan untuk memperoleh keuntungan pribadi, tetapi mereka yang turun ke bawah, mendengarkan, dan berjuang bersama masyarakat.

Dalam model partnership, pemimpin harus menjalin hubungan erat dengan rakyatnya, bukan hanya sebagai pemimpin yang memberi perintah, tetapi sebagai pelayan yang berjuang bersama.

Tantangan terbesar dalam politik saat ini adalah bagaimana menciptakan pemimpin yang memiliki roh pelayanan, bukan hanya ambisi kekuasaan.

Mereka yang benar-benar melihat rakyat bukan sebagai objek kekuasaan, tetapi sebagai mitra dalam membangun bangsa, itulah yang mencerminkan kepemimpinan Kristiani.

Kepemimpinan dalam Organisasi dan Bisnis: Melayani sebagai Esensi Kepemimpinan

Dalam dunia bisnis, kepemimpinan berbasis komando dan kontrol semakin ditinggalkan, digantikan oleh model kepemimpinan yang memberdayakan.

Seorang pemimpin bisnis yang hanya memberi perintah tanpa membangun hubungan baik dengan timnya cenderung mengalami kegagalan dalam jangka panjang.

Yesus menunjukkan bahwa pemimpin yang baik harus terlebih dahulu melayani, seperti yang Dia lakukan ketika membasuh kaki para murid-Nya (Yohanes 13:12-15). Dalam konteks organisasi, ini berarti bahwa seorang pemimpin yang sukses adalah mereka yang mampu Mendengarkan anggota timnya, bukan hanya memberi instruksi; mampu Memberikan inspirasi dan teladan, bukan hanya menetapkan aturan; dan mampu  Membangun kepercayaan dan kerja sama, bukan menciptakan ketakutan dan tekanan.

Dalam banyak perusahaan inovatif saat ini, pemimpin lebih berperan sebagai mentor dan fasilitator yang mendukung pertumbuhan tim mereka.

Mereka yang bermitra dengan karyawan, berbagi visi, dan membangun budaya kerja yang sehat akan lebih sukses dalam jangka panjang.

Kesimpulan: Memimpin dengan Hati Seorang Pelayan

Pernyataan Rocky Gerung bahwa kepemimpinan bukan sekadar leadership, tetapi lebih merupakan partnership, sangat relevan dengan ajaran Kristus tentang kepemimpinan sebagai pelayanan.

Yesus telah memberikan contoh bahwa pemimpin sejati bukanlah yang duduk di atas takhta dan mengendalikan segalanya, tetapi dia yang turun, melayani, dan membangun hubungan erat dengan yang dipimpin.

Dalam dunia modern—baik dalam politik, bisnis, maupun kehidupan sosial—pemimpin yang berhasil bukanlah mereka yang hanya menguasai, tetapi mereka yang bermitra dan melayani.

Dengan demikian, kepemimpinan sejati bukan soal kekuasaan, tetapi soal pengorbanan dan keberpihakan pada sesama.

Sebagaimana Yesus berkata dalam Lukas 22:26:
“Tetapi kamu bukanlah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi seperti yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.”

Pemimpin yang besar adalah mereka yang berani merendahkan diri untuk mengangkat orang lain.

Oleh Yudel Neno, Pr

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar