Menyadur Pemikiran Filsuf Jerman Habermas tentang Komunikasi Intersubyektif sekaligus merupakan titik kritik terhadap konsep etis subyektivisme
Habermas mengeritik ratio praktis Immanuel Kant, yang mengesahkan subyek monogal sebagai penentu segalanya. Tidak ada kompromi dengan subyek lain, pokoknya harus. Titik.
Habermas berangkat ke satu ratio yang lebih maju yakni ratio komunikatif. Namun syarat sebelum terbentuknya ratio komunikatif ini adalah ratio prosedural. Di dalam ratio prosedural, prosedur-prosedur yang dipakai diakui secara intersubyektif dan bukan subyek monologis. Terjadi komunikasi timbal-balik antar sesama subyek.
Komunikasi timbal balik dalam proses inilah yang dinamakan ratio komunikatif. Menurut Habermas, dalam suatu konsensus, orang tidak bisa hanya memberi alasan-alasan rational terhadap norma yang ditetapkan perspektif subyek monogal. Melainkan dalam menetapkan sebuah norma, harus melegetimasinya secara intersubyektif. Artinya, sampai norma itu dihasilkan dan ditetapkan merupakan hasil dari ratio komunikatif, yang melibatkan setiap subyek. Inilah yang dinamakan oleh Habermas dengan istilah diskursus praktis.
oleh
RD. Yudel Neno (Pengampuh Mata Pelajatan Doktrin dan Moral Kristiani dan Kitab Suci pada SMAK Santa Filomena Mena)
Tinggalkan Komentar