Prestasi adalah hasil dari upaya, kerja keras, dan dedikasi seseorang yang mencerminkan pencapaian tertentu, baik dalam aspek akademik, non-akademik, maupun kehidupan pribadi. Dalam konteks pendidikan, prestasi tidak hanya mencakup nilai atau peringkat akademik, tetapi juga perkembangan karakter, keterampilan, dan kontribusi siswa terhadap komunitas sekolah. Prestasi sejati melibatkan dimensi holistik yang meliputi aspek kognitif (cipta), afektif (rasa), dan spiritual (karsa), sehingga menjadi bagian dari perjalanan menuju pertumbuhan pribadi dan sosial.
Mempertahankan prestasi membutuhkan komitmen yang berkelanjutan, yang bersumber dari sinergi antara guru dan siswa. Guru berperan sebagai pembimbing, penginspirasi, dan fasilitator, sementara siswa berperan sebagai pembelajar aktif yang termotivasi.
Guru dan siswa harus membangun rutinitas belajar yang disiplin dan berorientasi pada tujuan.
Guru perlu menanamkan motivasi intrinsik pada siswa, seperti pentingnya belajar untuk pengembangan diri, bukan sekadar untuk nilai.
Prestasi perlu dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa tujuan yang dicapai relevan dan memberikan dampak positif.
Merawat prestasi memerlukan perhatian berkelanjutan dari semua pihak dalam komunitas pendidikan. Sementara itu, peningkatan prestasi hanya bisa dicapai melalui inovasi dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Upaya yang dapat dilakukan meliputi:
Sinodalitas menekankan berjalan bersama dalam dialog, mendengarkan, dan saling mendukung. Guru dan siswa harus membangun hubungan yang saling menghormati, di mana guru tidak hanya menjadi sumber pengetahuan tetapi juga rekan perjalanan siswa dalam belajar.
Guru dapat memperkenalkan metode pembelajaran kreatif yang relevan dengan kebutuhan zaman, sementara siswa didorong untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kolaboratif.
Pendidikan karakter menjadi fondasi bagi prestasi yang bermakna. Guru perlu menjadi teladan dalam kejujuran, disiplin, dan kerja keras, sehingga siswa dapat belajar dari kehidupan nyata.
Kolaborasi antara guru dan siswa perlu diperkuat dengan keterlibatan orang tua. Lingkungan yang mendukung di rumah akan melengkapi proses belajar di sekolah.
Sinodalitas dalam pendidikan menggarisbawahi pentingnya perjalanan bersama antara guru dan siswa. Prinsip ini mendorong adanya komunikasi terbuka, penghormatan terhadap perbedaan, dan komitmen bersama untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Guru harus hadir tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai pendengar dan pendukung. Siswa, di sisi lain, harus didorong untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan memberikan kontribusi terhadap komunitas sekolah.
Prestasi adalah perjalanan, bukan tujuan akhir. Dalam menjaga dan meningkatkan prestasi, sinodalitas antara guru dan siswa menjadi landasan yang kokoh. Pendidikan yang berpusat pada kolaborasi dan nilai-nilai akan melahirkan generasi yang tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, kemampuan berpikir kritis, dan jiwa yang siap melayani. Dengan demikian, prestasi bukan sekadar hasil, melainkan bentuk pertumbuhan bersama yang bermakna.
oleh Yudel Neno, Pr