:: 62 8000 xxx mading@mading.ciuss
Info Sekolah
Senin, 16 Sep 2024
  • Selamat Datang Di Website Resmi SMAK Filomena Mena
  • Selamat Datang Di Website Resmi SMAK Filomena Mena
22 Agustus 2024

Rumah Yang Tak Berduri

Kam, 22 Agustus 2024 Dibaca 15x Cerpen

Cuaca hari ini tak bersahabat. Awan hitam terus menerus datang menyelimuti langit. Yang tadinya biru, kini terlihat hitam. Ada seorang laki-laki melihat ke luar dan cuacanya makin memburuk. Ia mondar-mandir di depan teras rumah dan terus melirik jam yang terlingkar pada tangannya seperti orang yang mengkhawatirkan sesuatu. Terdengar suara hujan turun, namun tak ada bayangan yang muncul. Hanya terdengar suara angin meniup dedaunan kering yang berserakan di sekitaran halaman depan rumah itu.

Hujan semakin lebat, bunyi guntur beruntut sembari kilat menyambar tiada hentinya. Amukan cuaca membuat hati si laki-laki tersebut tidak tenang dan terus melirik pada jam,yang ia pakai. Sambil menatap ke sudut rumah,  terdengar suara kecilnya, kalau jarum jam yang melingkar pada pergelangannya sudah pada  mununjukkan pukul 07.00 malam.

Setelah ditunggu sekian lama dan pada akhirnya sosok yang ditunggu-tunggu datang juga, namun sayangnya lelaki itu sudah tertidur pulas sambil bersandar di kursi dan terbawa mimpi. Waktu kini sudah menunjukkan pukul 08.00 malam.

“Ndre” bisik Fora pelan sambil mengelus rambut suaminya itu dengan tujuan untuk membangunkannya. Namun semua itu sia-sia… karena salah satu kebiasaan Andre;  kalau sudah tidur tidak bisa dibangunkan.

Fora tidak tahu apa taktik yang harus digunakan untuk membangunkan kekasih sebantal itu. Sementara itu Fora terlihat seperti orang yang barusan terebur di dalam kolam. Tangan dan kakinya gemetar karena kedinginan.

Ibarat burung kehilangan sebagian sayap, Fora melangkah kecil-kecil menuju dapur kesayangan; ruang di mana pesonanya tersebelubung, dan mengambil segelas air.

Rupanya nurani Andre mendeteksi aroma dapur…..Sembari segelas air putih  pembangkit selera, masih erat digenggaman Fora, sambil menatap cemas posisi baringan Andre, Fora terhentak dengan sapaan Andre, sambil tatapannya tajam ke arah Fora.

Dengan gerakan bibir ibarat jiwa belum terkumpul seluruhnya, dengan suara halus, Andre menyapa Fora ; “Ra, sejak kapan kamu sampai di sini”. Tanya Andre sambil mengusap kasar wajahnya.

Tanpa pamit, selekas Andre, air dari genggaman tangan Fora, diambilnya dan meneguknya sedikit demi sedikit. Fora tersenyum melihat kelakuan suaminya itu.
“Kamu kenapa……” tanpa melanjutkan pertanyaan Andre langsung menggengam tangan Fora. Sayang tanganmu dingin sekali” lanjutnya.
“Ra, masuk dulu ke dalam…aku ingin menyiapkan sesuatu buat hangatkan seluruh tubuhmu, “pinta Andre. Aku ingin siapkan buatmu; air hangat, biar mimikmu tak lekang dingin.

Fora terdiam sambil menganguk seolah memberi tanda bahwa Ia setuju. Lalu mereka masuk ke dalam rumah dan Andre langsung menuju ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangatnya. Fora merasa dirinya diratukan oleh suaminya. Meskipun kakinya belum sembuh total, tetapi kepinginnya melampaui rasa sakit. Ia tetap pergi dan menyiapkan air hangat.

Feed back masa lampau***

“Ra, saya pergi ke kantor dulu ya” ucap Andre sambil mengecup kening istrinya itu.
“Iya Ndre, hati-hati di jalan” jawab Fora, sambil melambaikan tangannya.

Setelah mobil itu hilang dari pandangan mata Fora. Ia pun berbalik badan dan masuk kembali di dalam rumah untuk melanjutkan segala aktivitas rumah seperti biasanya.

Sekitar setengah jam, Fora membereskan semuanya, setelah Ia memilih rebahan di atas sofa sambil scroll tiktok. Tak lama kemudian ada telpon masuk….

“Hallo, Ndre” jawab Fora.
“Hallo, apakah ini dengan keluarga dari Pak Andre?” imbuh pria tak dikenal itu, dengan alunan nada terasa berat.

“Iya betul ini dengan istrinya Pak Andre” Fora pun menjawab dengan keheranan karena telpon yang masuk itu nomor suaminya akan tetapi suaranya asing bagi Fora.

“Iya baik, kami dari rumah sakit. Saat ini, Pria bernama Andre sementara tidak sadarkan diri karena mengalami kecelakaan tunggal” ungkap pria asing itu.

Fora syok!!! mendengar berita itu. Seketika itu kepalanya pening. Dalam kesendiriannya, tak tahu apa yang harus dilakukan.

“Hallo ibu,” pria asing itu bersuara lagi ” di Rumah Sakit Aurora ya” sambung pria asing itu. Sesegera mungkin Fora memencet tombol merah. Sambil perlahan menghela napas dan mengehembuskankannya untuk memenangkan diri, Fora bergegas ke Rumah Sakit.

Sesampainya di Rumah Sakit, Ia terkejut melihat keadaan suaminya yang tak berdaya. Menjelang beberapa minggu suaminya sadar dan Ia mengalami cedera di kakinya. Kakinya divonis lumpuh. Akan tetapi karena usaha dari kedua pasangan ini, Andre melakukan terapi beberapa bulan dan kakinya sembuh namun belum sembuh total.

Next masa sekarang***

Tak lama kemudian Andre keluar dari kamar mandi dan menyuruh Fora segera ke kamar mandi. Di sana, terdapat air hangat yang telah disiapkan Andre. Selang beberapa waktu, Fora selesai membersihkan dirinya, Ia dan sang suami duduk di ruang tamu sambil menceritakan kejadian yang dialami Fora barusan.

Hari yang baru membawa nuansa yang baru di dalam rumah itu seolah-olah membawa kabar gembira bagi kedua pasangan itu. Fora, bangun dari tempat tidur seperti biasa, Ia membuka tirai jendelanya dan tanpa sadari bahwa sang suaminya itu tidak lagi di tempat tidur.

Fora berbalik badan dan melihat sang suaminya itu tidak ada di atas tempat tidur, Fora mengerutkan keningnya dengan disertai seribu pertanyaan
“Hmmm, kemana ya anak itu, tumben dia bangun duluan. Apakah dia sudah pergi rumah sakit? Apa itu mungkin dia jalan tanpa sepengetahuan saya!” Fora tampak seperti orang yang kebingungan dan sambil merapikan tempat tidur. Namun, Fora tidak menghiraukan hal itu lagi, Ia pun langsung keluar dari kamar dan menuju ke dapur untuk menyiapkan breakfast seperti biasanya.

Akan tetapi, sesampainya di sana Ia melihat, semuanya telah disiapkan. Breakfast itu terlihat bukan seperti biasanya. Sangat istimewa bagi tatapan dan cita rasa Fora; setara sajian seafood hotel bintang lima.

Fora berdiri diam terpaku seperti orang yang dibekukan dan Ia mencubit pipinya untuk memastikan apa ini nyata atau mimpi. Ia tidak memperdulikan siapa yang memasaknya, Ia tidak sempat kepikiran sampai pada suaminya, karena Andre tidak biasa melakukan hal seperti itu. Fora hanya menduga bahwa suaminya sudah pergi ke rumah sakit untuk pergi terapi,
“Apakah ini Ndre yang memasaknya, ahhhh ngak mungkin dehh” Fora menggerutu pada dirinya sendiri, “atau mungkinkah Ndre menyewa pembantu baru” lanjut Fora tanpa menyadari kalau suaminya ada di belakang.

Fora tidak memperdulikan hal itu lagi karena celengan dunianya sudah minta alias lapar, Ia pun menarik kursi untuk duduk. Fora hendak mau duduk terdengar suara dari belakang,
“ Selamat hari pernikahan kita yang ke-2 tahun, sayang” ucap Andre.

Fora terkejut dengan suara itu dan berbalik dan melihatnya, ternyata suara itu berasal dari suaminya. Sambil melangkah ke arah tatakan Fora, Andre membuka kedua telapak tangannya dan mendekap Fora dalam pelukannya sambil memberikan kecupan manis dikening istri kesayangannya itu.

“Silakan duduk, sayang” ucap Andre sambil mempersilakan istrinya.
“Ini kamu yang melakukan semuanya?” Tanya Fora penasaran.
“Menurut sayang?” Andre bertanya balik pada istrinya itu.
“ Hmmmmm, saya percaya ini semua kamu yang masak” imbuh Fora sambil mengerutkan keningnya.
“ Jadi orang nggak percayaan bangat sih, sayang” ucap Andre dengan wajah sedih.
“Ini semuanya kamu yang masak betul nih?” Fora mengulangi pertanyaannya seolah tidak percaya.
“Kamu pikir saya tidak tahu masak” jawab Andre “begini-begini mah, saya pernah bekerja di restaurant ternama, hahahaha” lanjut Andre membanggakan dirinya.
“Iya, iya saya percaya kamu, sayang” ucap Fora.
“Hummm, harus percaya sayang” jawab Andre.

Setelah mereka berdua berdebat, Andre mepersilakan istrinya untuk duduk dan makan sambil merencanakan kegiatan mereka hari ini.

***

Hari ini Andre dan Fora bergandengan tangan menuju alfamart. Rasanya tak biasa sih, ungkap Fora. Langkah-langkah itu nikmat ibarat rusa merindu air. Ketika mendekati sebuah kotak sampah… terdengar isak tangis seorang bayi. Tanpa ragu, keduanya berebut langkah. Astaga….!!! Histeris Fora…..dunia meracik kejahatan dan alhasil, kejahatan telah datang dari hati seorang ibu, ” sesal Andre.

Sambil meneteskan air mata sesalnya, Fora lekas mendekap bayi mungil itu. Ndre…kita pulang ya, ajak Fora.

Bayi mungil bernasib malang itu akhirnya tumbuh dan berkembang menjadi pribadi dewasa dalam balutan cinta kasih Andre dan Fora.

*****

Hari-hari hidup Andre dan Fora; kian hari, kian berhikmah. Rindu terobati. Dekapan makin kuat tatkala hadir di tengah mereka titipkan Sang Khalik, yang terbaring pada palungan lusuh yang pernah ditemui. Sang Khalik mengukir pesona bagi kerinduan Andre dan Fora.

 

Sekian………..

 

Penulis : Yanuaria Dahu (Mahasiswa PPL STP Santo Petrus Keuskupan Atambua, di SMAK Santa Filomena Mena)

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar