:: 62 8000 xxx mading@mading.ciuss
Info Sekolah
Rabu, 25 Des 2024
  • Selamat Datang Di Website Resmi SMAK Filomena Mena
  • Selamat Datang Di Website Resmi SMAK Filomena Mena
6 Desember 2024

Berbahasa dengan Bijak, Mendengar dengan Hati: Keterampilan Penting bagi Siswa-Siswi SMAK Santa Filomena Mena

Jum, 6 Desember 2024 Dibaca 17x

FilomenaSMAK.sch.id – Berbahasa dengan Bijak, Mendengar dengan Hati: Keterampilan Penting bagi Siswa-Siswi SMAK Santa Filomena Mena – Oleh Yeremias Banusu, S.PdGuru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Pada suatu sesi pelajaran Bahasa Indonesia di SMAK Santa Filomena Mena, Saya memulai diskusi dengan sebuah cerita sederhana. Saya menggambarkan sebuah situasi: “Seorang teman meminta bantuan, tetapi karena kita tidak mendengarkan dengan sungguh-sungguh, kita salah memahami apa yang ia butuhkan. Akibatnya, bantuan kita menjadi tidak berarti.” Siswa terlihat merenung, lalu seorang siswa bernama Lia bertanya, “Pak, apakah mendengarkan itu sama pentingnya dengan berbicara?” Pertanyaan itu membuka pembahasan kami tentang pentingnya kecakapan berbahasa dan mendengarkan yang penuh perhatian dalam kehidupan sehari-hari.

Narasi: Pentingnya Komunikasi yang Efektif

Di era yang serba cepat dan penuh informasi ini, kemampuan berkomunikasi tidak hanya terbatas pada kemampuan berbicara dengan baik, tetapi juga pada keterampilan mendengarkan dengan hati. Dalam salah satu diskusi kelas, Saya meminta siswa untuk bermain peran sebagai pemimpin kelompok diskusi. Tugas mereka adalah mendengarkan ide-ide dari anggota kelompok dan menyampaikan keputusan akhir. Setelah sesi tersebut, Redem, seorang Siswa yang awalnya terlihat ragu, berkata, “Ternyata mendengarkan itu lebih sulit daripada berbicara.”

Pernyataan Redem menjadi titik awal refleksi kami. Mendengarkan bukan hanya tentang menangkap kata-kata, tetapi memahami maksud, perasaan, dan perspektif orang lain. Hal ini sejalan dengan tugas utama komunikasi: menjalin hubungan yang baik dan menciptakan pemahaman bersama.

Eksposisi: Mengapa Berbahasa dengan Bijak dan Mendengarkan dengan Hati Itu Penting?

  1. Menumbuhkan Hubungan yang Harmonis
    Berbahasa dengan bijak dan mendengarkan dengan hati adalah fondasi dari hubungan yang baik, baik di sekolah maupun di masyarakat. Dengan menggunakan kata-kata yang penuh hormat dan mendengarkan tanpa menghakimi, siswa dapat membangun hubungan yang saling menghargai dengan teman, guru, dan keluarga.
  2. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
    Ketika siswa mendengarkan dengan sungguh-sungguh, mereka dapat menangkap informasi secara utuh, menganalisis, dan memberikan tanggapan yang relevan. Kemampuan ini membantu mereka berpikir kritis dan membuat keputusan yang lebih baik.
  3. Menghindari Konflik yang Tidak Perlu
    Salah satu penyebab utama konflik adalah kesalahpahaman. Dengan keterampilan mendengarkan yang baik, siswa dapat memahami maksud orang lain dengan lebih baik, sehingga dapat mengurangi potensi kesalahpahaman yang berujung pada konflik.
  4. Menjadi Komunikator yang Efektif
    Di masa depan, siswa akan membutuhkan kemampuan berbahasa dan mendengarkan untuk berkomunikasi secara efektif di tempat kerja, komunitas, atau keluarga. Kemampuan ini akan membantu mereka menyampaikan ide dengan jelas dan menerima umpan balik dengan terbuka.

Penerapan Kecakapan Berbahasa dan Mendengarkan di SMAK Santa Filomena

Di SMAK Santa Filomena Mena, kami menyadari pentingnya keterampilan ini, sehingga kami mengintegrasikannya ke dalam berbagai kegiatan pembelajaran dan praktik sehari-hari:

  1. Diskusi Kelompok
    Dalam setiap pelajaran, siswa diajak untuk berdiskusi dalam kelompok kecil. Mereka diberi peran bergantian sebagai pembicara dan pendengar, sehingga dapat melatih kemampuan berbahasa dan mendengarkan secara bergantian.
  2. Latihan Menulis Esai dan Pidato
    Siswa diajarkan untuk menulis esai dan pidato yang mengutamakan kejelasan, kesantunan, dan pesan yang bermakna. Hal ini membantu mereka memilih kata-kata yang tepat dan menyampaikan ide dengan cara yang bijak.
  3. Simulasi Mendengarkan Aktif
    Dalam beberapa sesi, siswa diminta untuk mendengarkan cerita atau pernyataan tanpa mencatat. Setelah itu, mereka diajak untuk menyampaikan kembali inti dari apa yang mereka dengar. Latihan ini melatih mereka untuk mendengarkan dengan penuh perhatian.
  4. Pembiasaan Bahasa yang Positif
    Dalam keseharian sekolah, siswa diajak untuk menggunakan bahasa yang positif, baik dalam interaksi formal maupun informal. Guru menjadi teladan dalam menggunakan bahasa yang membangun dan memotivasi.

Kesimpulan: Bahasa sebagai Jembatan Kehidupan

Bahasa adalah alat utama manusia untuk menjalin hubungan dan menciptakan dunia yang lebih baik. Berbahasa dengan bijak dan mendengarkan dengan hati bukan hanya keterampilan, tetapi juga sebuah sikap yang mencerminkan penghargaan terhadap sesama.

Sebagai guru Bahasa Indonesia, saya percaya bahwa kecakapan berbahasa dan mendengarkan adalah kunci bagi siswa untuk sukses, baik secara akademis maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melatih kedua keterampilan ini, siswa SMAK Santa Filomena tidak hanya menjadi komunikator yang handal, tetapi juga pribadi yang peduli, peka, dan penuh empati.

“Bahasa adalah jembatan antara hati dan pikiran. Berbahasa dengan bijak dan mendengarkan dengan hati akan membawa siswa pada pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka dan dunia di sekitar mereka.”

Semoga siswa-siswi SMAK Santa Filomena terus belajar dan bertumbuh dalam menggunakan bahasa sebagai alat untuk membangun masa depan yang lebih baik.

 

Penulis : Yeremias Banusu, S.Pd

Editor : Yudel Neno, Pr

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar